Sri Mulyani Targetkan Ekonomi Tumbuh, Danantara Jadi Kunci

Sabtu, 05 Juli 2025 | 10:36:50 WIB
Sri Mulyani Targetkan Ekonomi Tumbuh, Danantara Jadi Kunci

JAKARTA - Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global bukan hal mudah. Pemerintah pun kini menaruh harapan besar pada sektor investasi sebagai salah satu pendorong utama, dan menjadikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai tumpuan penting. Melalui peran strategis lembaga ini, diharapkan pertumbuhan investasi dapat terkerek, seiring dengan target pertumbuhan ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintah tahun ini.

Target pertumbuhan ekonomi 2025 yang dipatok sebesar 5,2 persen berpotensi mengalami penyesuaian. Pasalnya, realisasi pertumbuhan pada Kuartal I hanya 4,87 persen, jauh dari harapan. Pemerintah pun memproyeksikan pertumbuhan hanya akan berada di kisaran 4,7–5 persen sepanjang tahun.

Peran Strategis Danantara

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya peran investasi sebagai penopang utama perekonomian. Investasi menyumbang sekitar 28 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Namun, data menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi masih cukup lemah, tercermin dari realisasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang hanya tumbuh 2,1 persen di Kuartal I 2025.

“Yang mungkin perlu kita waspadai pertama adalah PMTB atau investasi di Kuartal I. Itu termasuk sangat lemah dibandingkan kalau kita ingin (ekonomi) tumbuh 5 persen, biasanya investasi juga harus tumbuhnya sekitar 5 persen,” ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta.

Pemerintah pun memfokuskan perhatian pada BPI Danantara sebagai kendaraan utama penguatan investasi. Lembaga pengelola investasi milik negara ini dinilai memiliki potensi besar untuk menarik partisipasi investor, termasuk sektor swasta. Namun demikian, Sri Mulyani mengingatkan agar Danantara tidak terlalu dominan di pasar, karena dapat menimbulkan efek crowding out, yakni situasi di mana kehadiran pemerintah justru mengurangi minat swasta.

“Peranan Danantara akan sangat menentukan apakah investasi kita meningkat. Kalau investasi Danantara mampu menarik private, maka Danantara bisa menjadi katalis,” tuturnya.

Reformasi Regulasi dan Insentif Prioritas

Untuk memperkuat sektor investasi, pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah strategis seperti deregulasi dan pemberian insentif fiskal pada sektor-sektor prioritas. Hal ini ditujukan agar iklim investasi menjadi lebih menarik dan kompetitif di tengah tekanan eksternal yang masih berlanjut.

Salah satu kendala utama dalam menggairahkan investasi adalah ketidakpastian global yang menyebabkan investor mengambil sikap wait and see. Untuk itu, dukungan kebijakan pemerintah yang pro-investasi dinilai penting agar para pelaku usaha mendapatkan kepastian hukum dan perlindungan jangka panjang atas modal yang mereka tanamkan.

Konsumsi Rumah Tangga Tetap Jadi Penopang

Meski sektor investasi digenjot, konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar utama dalam struktur ekonomi Indonesia. Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB tercatat sekitar 55 persen, lebih tinggi dibanding investasi.

Sayangnya, konsumsi rumah tangga justru mengalami perlambatan. Realisasi pada Kuartal I 2025 hanya tumbuh 4,89 persen, lebih rendah dibanding Kuartal I 2024 yang sebesar 4,91 persen, dan kuartal sebelumnya sebesar 4,98 persen.

Sri Mulyani menjelaskan, turunnya konsumsi ini tak lepas dari belanja pemerintah yang masih sangat rendah, sebagai dampak kebijakan efisiensi anggaran, serta tidaknya ada momen Pemilu seperti pada tahun sebelumnya. Padahal, daya beli masyarakat menjadi faktor utama dalam menjaga kestabilan pertumbuhan konsumsi.

"Agar bisa mencapai target 2025, maka konsumsi rumah tangga harus bisa dijaga tumbuh 5 persen," jelasnya.

Jaga Daya Beli, Kendalikan Inflasi

Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah tengah berupaya menjaga agar konsumsi rumah tangga tetap solid. Salah satu langkah utamanya adalah mengendalikan inflasi, melalui kebijakan fiskal yang tepat sasaran. Tujuannya adalah menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah, agar tetap mampu berbelanja dan memenuhi kebutuhan pokok.

Kebijakan yang dirancang meliputi subsidi, insentif, serta program perlindungan sosial. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas di tingkat konsumsi domestik, sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Harapan terhadap Investasi Jangka Panjang

Melalui optimalisasi kinerja Danantara, pemerintah berharap dapat menciptakan ekosistem investasi yang lebih terbuka dan efisien. Peran serta swasta sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Karena itulah, Danantara diharapkan tidak berperan sebagai dominator, melainkan sebagai katalis yang mempercepat masuknya investasi swasta.

Pemerintah juga melihat peluang dari sektor-sektor prioritas seperti energi hijau, infrastruktur digital, manufaktur bernilai tambah, dan pengembangan teknologi. Insentif fiskal dan reformasi birokrasi terus diarahkan agar investasi jangka panjang menjadi lebih menarik bagi investor domestik maupun asing.

Meski tantangan tetap ada, optimisme pemerintah dalam menavigasi pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Dengan menjaga keseimbangan antara konsumsi dan investasi, serta memberdayakan peran Danantara secara strategis, harapan mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat di tahun 2025 masih terbuka.

Terkini

Cicilan KUR BCA 2025 serta Cara dan Syarat Pengajuannya

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:22 WIB

KUR BSI 2025: Pinjaman Ringan UMKM hingga Rp500 Juta

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:20 WIB

Cek Harga Emas Antam Naik Hari Ini, Investor Bisa Untung

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:19 WIB

Mulai Investasi SBN Sekunder di Livin Mandiri Hanya Sejutaan

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:17 WIB

IHSG Hari Ini Menguat, Rekomendasi Saham Pilihan Investor

Selasa, 16 September 2025 | 15:39:13 WIB