Belajar dari Vietnam, Otomotif Mobil Listrik Indonesia Bisa Tumbuh

Senin, 07 Juli 2025 | 09:22:30 WIB
Belajar dari Vietnam, Otomotif Mobil Listrik Indonesia Bisa Tumbuh

JAKARTA - Dalam upaya mengembangkan mobil listrik buatan dalam negeri yang kompetitif, Indonesia mendapat banyak pelajaran berharga dari pengalaman Vietnam. Vietnam telah sukses meluncurkan mobil listrik nasional melalui merek VinFast dan bahkan mengekspornya ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Kesuksesan Vietnam ini tak lepas dari fokus pemerintah dan kebijakan yang mendukung industri kendaraan listrik secara konsisten dan menyeluruh.

Presiden Prabowo Subianto pun berharap Indonesia bisa mengikuti jejak tersebut, terutama untuk mempercepat pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) yang menjadi salah satu fokus utama transformasi industri otomotif nasional.

Fokus Pemerintah dan Konsistensi Regulasi Jadi Kunci

Menurut Prof. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute, kesuksesan Vietnam dalam mengembangkan mobil listrik nasional bukanlah hasil instan, melainkan sebuah proses yang didukung oleh konsistensi kebijakan pemerintah. "Pertama kalau mengerjakan sesuatu, harus fokus sampai selesai, di upstream selesaikan dulu. Tentu saja semua itu tergantung kebijakan pemerintah," ujar Prof. Evvy saat berbicara di Jakarta.

Regulasi yang berkelanjutan dan tidak berubah-ubah menjadi salah satu faktor utama Vietnam mampu menarik investasi dan mengembangkan industri EV dengan efektif. Berbeda dengan situasi di Indonesia, yang dinilai memiliki peraturan yang berbelit-belit dan kurang sinergi antar kementerian. Hal ini membuat proses perizinan dan pembangunan industri baterai dan mobil listrik menjadi lebih rumit dan lambat.

"Kita terlalu banyak aturan yang dikeluarkan setiap kementerian. Jadi kalau tadi saya sampaikan tentang tambang, upstream, kementeriannya ESDM dan BKPM. Tetapi ketika bikin pabrik baterai, Kemenperin, izinnya beda lagi," jelasnya.

Infrastruktur dan SDM Berkualitas

Selain regulasi, aspek sumber daya manusia juga menjadi perhatian utama. Dalam pengembangan teknologi tinggi seperti kendaraan listrik, keberadaan tenaga ahli dan profesional yang kompeten adalah modal strategis yang tidak bisa diabaikan. Di Vietnam, pemerintah berani merekrut tenaga ahli dari luar negeri untuk mengisi posisi-posisi kunci dalam industri baterai dan mobil listrik.

“Di Vietnam mereka mengambil orang (tenaga kerja) terbaik. Misal di baterai, dia ambil direktur orang Korea, mereka bangun pabrik baterai dari kecil sampai besar,” ungkap Prof. Evvy. Ini menunjukkan pentingnya investasi pada SDM yang benar-benar memiliki keahlian agar pengembangan industri berjalan sesuai target.

Indonesia dapat mencontoh pendekatan ini dengan merekrut dan membina tenaga kerja ahli yang mampu mempercepat proses riset, produksi, dan inovasi dalam kendaraan listrik. Kualitas SDM yang mumpuni akan memperkuat daya saing produk buatan dalam negeri, serta mempercepat pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Peran Pemerintah dalam Menjadi Penggerak Utama

Peran pemerintah dalam industri mobil listrik sangatlah krusial. Bukan hanya dalam memberikan regulasi, tetapi juga menciptakan ekosistem yang kondusif bagi investasi dan inovasi. Pemerintah diharapkan bisa menyederhanakan birokrasi dan mengharmonisasikan kebijakan antar kementerian agar tidak menjadi penghambat bagi para pelaku industri.

Langkah ini tidak hanya akan mempercepat proses pembangunan pabrik baterai dan mobil listrik, tetapi juga meningkatkan kepercayaan investor asing maupun domestik. Dalam hal ini, pengalaman Vietnam menjadi contoh bagaimana penyederhanaan regulasi dan penegakan konsistensi kebijakan dapat mendorong pertumbuhan industri mobil listrik dengan pesat.

Peluang Ekspor dan Pasar Global

VinFast sebagai merek mobil listrik Vietnam sudah melakukan ekspor ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga menargetkan pasar ekspor kendaraan listrik yang terus berkembang global.

Dengan pengembangan produk yang berkualitas dan didukung regulasi yang tepat, Indonesia bisa memperkuat posisi dalam rantai nilai global kendaraan listrik. Selain itu, potensi sumber daya alam dan industri pendukung seperti bahan baku baterai juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing.

Tantangan yang Perlu Diatasi

Meskipun ada potensi besar, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan seperti perizinan yang kompleks, sumber daya manusia yang belum sepenuhnya siap, serta perlunya investasi besar dalam infrastruktur produksi baterai dan kendaraan listrik.

Penting untuk dicatat bahwa keberhasilan Vietnam tidak terlepas dari kesungguhan pemerintah dan keselarasan antar pemangku kepentingan. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan evaluasi mendalam dan perbaikan sistem regulasi serta penguatan SDM agar bisa menyamai bahkan melampaui pencapaian Vietnam.

Dorongan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia segera memiliki mobil listrik nasional menjadi momentum penting dalam transformasi industri otomotif tanah air. Belajar dari keberhasilan Vietnam memberikan gambaran nyata bahwa dengan fokus, konsistensi regulasi, dan pengembangan SDM yang tepat, impian mobil listrik buatan dalam negeri bukanlah hal yang mustahil.

Indonesia memiliki semua modal utama untuk bisa sukses, mulai dari sumber daya alam yang melimpah hingga pasar domestik yang besar. Namun, keberhasilan akan sangat bergantung pada langkah strategis pemerintah dan kolaborasi semua pihak agar mobil listrik nasional bisa segera menjadi kenyataan dan berdaya saing tinggi di pasar global.

Terkini

Promo Terakhir PLN: Klaim Diskon Listrik Sampai Hari Ini

Rabu, 17 September 2025 | 09:23:06 WIB

Panen Tiga Kali Setahun, Harapan Baru Petani Pengarangan

Rabu, 17 September 2025 | 09:23:04 WIB

PLN Bangun PLTS Modern Perkuat Sistem Listrik Pulau Enggano

Rabu, 17 September 2025 | 09:23:03 WIB

Komitmen Pertamina Capai Net Zero Emission Kian Nyata

Rabu, 17 September 2025 | 09:23:01 WIB