JAKARTA - Nissan telah mengumumkan rencana ekspor mobil sedan listrik terbaru mereka, Nissan N7, ke pasar internasional mulai tahun depan. Mobil ini diproduksi di pabrik Guangzhou, China, hasil kolaborasi dengan mitra lokal, Dongfeng. Nissan N7 sudah meluncur di pasar China sejak April lalu dan langsung mendapat sambutan positif dengan penjualan yang cukup baik. Dengan harga mulai 119.900 yuan atau sekitar Rp 272 jutaan, N7 menawarkan desain modern serta fitur canggih yang menjadi bagian strategi Nissan untuk meraih peluang besar di pasar mobil listrik global.
Produksi di China, Tantangan Teknologi AI untuk Ekspor
Meski Nissan N7 diproduksi di China, ekspor ke pasar global bukanlah perkara mudah. Salah satu tantangan utama yang dihadapi Nissan adalah perangkat lunak mobil ini, yang saat ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan China. Beberapa negara menerapkan pembatasan ketat terhadap produk AI asal China, sehingga Nissan perlu melakukan penyesuaian agar perangkat lunak N7 sesuai dengan regulasi dan standar pasar internasional.
Untuk mengatasi hambatan ini, Nissan menjalin kerja sama strategis dengan IAT Automobile Technology, sebuah perusahaan pengembang lokal. Bersama-sama, mereka merancang ulang perangkat lunak khusus yang memenuhi kebutuhan ekspor. Langkah ini tidak hanya memastikan kelancaran ekspor, tetapi juga memperkuat komitmen Nissan untuk menghadirkan kendaraan listrik yang kompetitif secara teknologi dan harga.
Potensi Pasar Asia Tenggara dan Indonesia
Menurut sejumlah laporan, Nissan N7 berpotensi besar diekspor ke berbagai negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan ekspor yang menarik di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan minat dan pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia yang sedang berkembang pesat. Seiring banyaknya pemain yang memasuki pasar ini, kehadiran Nissan N7 diyakini dapat menambah variasi pilihan bagi konsumen Tanah Air.
Pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia masih dalam tahap awal, namun mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun pelaku industri. Dengan harga kompetitif dan teknologi yang mumpuni, Nissan N7 bisa menjadi pilihan menarik bagi konsumen yang ingin beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Penguatan Komitmen Nissan Melalui Kerjasama Patungan
Untuk mendukung ekspansi global kendaraan listrik, Dongfeng Motor mitra utama Nissan di China baru saja membentuk perusahaan patungan baru bernama Nissan China Investment Co., Ltd. (NCIC). Perusahaan gabungan ini fokus pada aktivitas ekspor otomotif dan didukung dengan modal awal sebesar 1 miliar yuan atau sekitar Rp 2,3 triliun. Kepemilikan saham dibagi dengan komposisi 60% milik NCIC dan 40% milik Dongfeng.
Pembentukan NCIC menjadi sinyal kuat komitmen Nissan dalam memperluas pasar kendaraan listrik di luar China, sekaligus mengatasi tantangan global yang sedang dihadapi industri otomotif, seperti ketatnya persaingan dan regulasi yang terus berubah.
Restrukturisasi Nissan untuk Fokus ke Elektrifikasi
Langkah ekspor Nissan N7 berbarengan dengan masa restrukturisasi besar-besaran yang sedang dijalani oleh Nissan. Pada Mei lalu, Nissan mengumumkan rencana pengurangan 20.000 pekerja serta penggabungan beberapa fasilitas produksi. Langkah ini diambil sebagai upaya pemulihan bisnis yang tengah bertransformasi di tengah tekanan pasar global.
Fokus utama Nissan kini bergeser ke elektrifikasi sebagai masa depan bisnisnya. Dengan N7 sebagai salah satu model andalan, Nissan berharap dapat bangkit kembali dan menguatkan posisinya di segmen kendaraan listrik yang semakin diminati konsumen.
China sebagai Pusat Elektrifikasi Otomotif Dunia
China saat ini menjadi pusat elektrifikasi otomotif dunia, dan Nissan memanfaatkan momentum tersebut dengan memproduksi N7 di sana. Selain N7, Nissan juga berencana menghadirkan lebih banyak kendaraan listrik di China, termasuk peluncuran truk pikap listrik pertama mereka yang dijadwalkan akhir tahun ini.
Kapasitas produksi yang besar dan teknologi yang berkembang di China menjadi keunggulan strategis Nissan untuk memperkuat jaringan produksi dan distribusi globalnya.
Harapan Nissan untuk Masa Depan Kendaraan Listrik
Dengan strategi baru yang fokus pada ekspor kendaraan listrik dan adaptasi teknologi, Nissan berharap dapat menjadikan kendaraan listrik sebagai tulang punggung bisnisnya di masa depan. Model N7 menjadi bukti nyata keseriusan Nissan untuk berkompetisi di pasar otomotif global yang semakin mengarah ke elektrifikasi dan keberlanjutan.
Bagi Indonesia, kehadiran Nissan N7 sebagai salah satu opsi kendaraan listrik berpotensi mendorong pertumbuhan ekosistem otomotif ramah lingkungan. Hal ini penting agar industri otomotif dalam negeri bisa segera menyesuaikan diri dan berkembang bersama tren global.
Nissan N7 merupakan tonggak penting dalam perjalanan Nissan untuk menembus pasar kendaraan listrik global. Melalui produksi di China, kerja sama teknologi dengan mitra lokal, serta strategi ekspor yang matang, Nissan memposisikan N7 sebagai kendaraan listrik yang siap bersaing di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Langkah ini juga sejalan dengan perubahan besar di industri otomotif dunia yang semakin menitikberatkan pada teknologi bersih dan keberlanjutan. Dengan dukungan teknologi yang tepat dan jaringan mitra strategis, Nissan memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di pasar kendaraan listrik global di masa mendatang.