SEMBAKO

Harga Sembako Jawa Timur: Bawang dan Cabai Jadi Sorotan

Harga Sembako Jawa Timur: Bawang dan Cabai Jadi Sorotan
Harga Sembako Jawa Timur: Bawang dan Cabai Jadi Sorotan

JAKARTA - Pergerakan harga sembako di Jawa Timur kerap mengalami perubahan yang beragam dari waktu ke waktu. Pada Jumat, 4 Juli 2025, tercatat kenaikan harga pada beberapa komoditas penting seperti bawang merah dan cabai rawit, sementara bawang putih dan cabai keriting mengalami penurunan harga. Kondisi ini menjadi perhatian masyarakat dan pelaku usaha karena langsung berdampak pada pengeluaran harian rumah tangga. Mengetahui harga terkini sembako pun menjadi kebutuhan penting agar konsumen dapat mengatur anggaran belanja secara efektif.

Sembako atau sembilan bahan pokok adalah kebutuhan utama masyarakat yang meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan putih, gas elpiji, serta garam. Selain itu, cabai sebagai bahan dapur yang sangat krusial juga selalu menjadi perhatian karena fluktuasi harganya yang cukup tajam.

Mengacu pada data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) di Jawa Timur, berikut daftar harga rata-rata sembako per 4 Juli 2025 pukul 09.40 WIB:

Beras premium Rp 14.767/kg

Beras medium Rp 12.854/kg

Gula kristal putih Rp 16.690/kg

Minyak goreng curah Rp 18.543/kg

Minyak goreng kemasan premium Rp 20.161/liter

Minyak goreng kemasan sederhana Rp 17.328/liter

Daging sapi paha belakang Rp 119.274/kg

Daging ayam ras Rp 31.363/kg

Daging ayam kampung Rp 68.172/kg

Telur ayam ras Rp 26.609/kg

Telur ayam kampung Rp 46.544/kg

Susu kental manis merek Bendera Rp 12.432/370 gr

Susu kental manis merek Indomilk Rp 12.278/370 gr

Susu bubuk merek Bendera Rp 42.001/400 gr

Susu bubuk merek Indomilk Rp 40.585/400 gr

Garam bata Rp 1.540

Garam halus Rp 9.391/kg

Cabai merah keriting Rp 32.140/kg

Cabai merah besar Rp 29.299/kg

Cabai rawit merah Rp 60.997/kg

Bawang merah Rp 38.058/kg

Bawang putih Rp 30.269/kg

Gas elpiji Rp 19.743

Dari angka-angka tersebut, terdapat kenaikan harga bawang merah sebesar Rp 735 atau 1,97 persen, cabai rawit merah naik Rp 1.103 atau 1,84 persen, dan daging sapi paha belakang naik Rp 543 atau 0,46 persen. Sementara itu, harga bawang putih turun Rp 511 atau 1,66 persen, dan cabai keriting turun Rp 293 atau 0,90 persen. Sembako lainnya relatif stabil tanpa perubahan signifikan pada hari tersebut.

Perubahan harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait. Pertama, pola permintaan dan penawaran sangat menentukan naik-turunnya harga. Jika permintaan meningkat sementara pasokan tetap atau menurun, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika pasokan melebihi permintaan, harga akan turun.

Cuaca juga menjadi faktor krusial dalam produksi bahan pokok pertanian. Peristiwa cuaca ekstrem, musim kemarau panjang, atau banjir dapat merusak tanaman dan menghambat panen. Kondisi seperti ini menyebabkan pasokan menjadi terbatas, yang pada akhirnya menaikkan harga di pasar.

Kebijakan pemerintah seperti pembatasan impor, subsidi, pengenaan pajak, atau regulasi baru turut memengaruhi harga sembako. Misalnya, pembatasan impor bisa mengurangi pasokan bahan pokok tertentu sehingga harga naik, sementara pemberian subsidi dapat membantu menekan harga agar tetap terjangkau masyarakat.

Selain itu, kenaikan biaya produksi, mulai dari harga pupuk, bahan bakar, hingga upah tenaga kerja juga berdampak langsung pada harga jual sembako. Biaya logistik dan transportasi yang meningkat menyebabkan harga pokok melambung lebih tinggi.

Faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing turut berperan, khususnya bagi bahan pokok yang sebagian diimpor. Depresiasi rupiah membuat barang impor menjadi lebih mahal sehingga memengaruhi harga domestik.

Inflasi juga menjadi variabel penting. Tingginya inflasi menyebabkan naiknya biaya barang dan jasa secara umum, termasuk sembako, sehingga harga bahan pokok juga mengikuti tren tersebut.

Kondisi ekonomi nasional yang tidak stabil, misalnya perlambatan ekonomi atau ketidakpastian pasar, dapat memperburuk situasi harga sembako. Begitu pula dengan gangguan rantai distribusi seperti kemacetan lalu lintas, pemogokan tenaga kerja, atau kendala logistik lain menyebabkan keterlambatan pengiriman barang ke pasar dan memicu kenaikan harga karena pasokan berkurang.

Karena faktor-faktor tersebut sangat dinamis, harga sembako sering kali berubah setiap harinya, sehingga memerlukan pengawasan ketat dari pemerintah dan penyesuaian kebijakan yang tepat agar stabilitas harga tetap terjaga. Penting pula bagi konsumen untuk memantau perkembangan harga agar bisa menyesuaikan pola belanja dan kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, perlu diingat bahwa harga sembako bisa bervariasi antar pasar bahkan dalam satu wilayah yang sama, tergantung kondisi pasokan, permintaan, dan kebijakan harga di tingkat pedagang. Harga yang disajikan oleh Siskaperbapo merupakan harga rata-rata yang dihimpun dari berbagai titik pengamatan di Jawa Timur.

Kesadaran akan faktor-faktor penyebab fluktuasi harga sembako ini dapat membantu masyarakat lebih memahami dinamika pasar dan mendorong terciptanya pola konsumsi yang lebih bijak. Pemerintah diharapkan terus mengoptimalkan kebijakan untuk menjaga kestabilan harga sembako agar kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi secara optimal dan inflasi terkendali.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index