manfaat pohon bagi manusia

5 Manfaat Pohon bagi Manusia hingga Cara Melestarikannya

5 Manfaat Pohon bagi Manusia hingga Cara Melestarikannya
manfaat pohon bagi manusia

JAKARTA - Manfaat pohon bagi manusia tidak bisa dipandang sebelah mata, meskipun sering kali keberadaannya kurang dihargai. 

Tahukah kamu bahwa planet kita sebenarnya memiliki dua paru-paru? Yang satu berwarna biru, yakni lautan, dan satunya lagi berwarna hijau, yaitu tumbuhan, termasuk seluruh pohon yang tumbuh di berbagai belahan dunia.

Banyak orang menganggap pohon sebagai hal yang biasa saja, terutama jika hanya berdiri satu atau dua batang. 

Akibatnya, tak jarang pohon ditebang demi membuka lahan untuk proyek pembangunan seperti gedung tinggi dan kawasan komersial. 

Padahal, walaupun sering diremehkan, pohon justru memainkan peran besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan sehat.

Bayangkan saja, ketika kamu melewati jalan yang dipenuhi deretan pohon rindang, suasananya menjadi lebih teduh dan menenangkan. Keindahan visual yang ditawarkan juga tak bisa diabaikan. 

Tak hanya mempercantik pemandangan, keberadaan pohon juga memiliki kontribusi penting yang sering luput dari perhatian banyak orang.

Jadi, sebelum menganggapnya tak penting, mari kenali lebih dalam manfaat pohon bagi manusia dan bagaimana mereka ikut menjaga keseimbangan hidup di Bumi ini.

Fakta Unik tentang Pohon yang Jarang Diketahui 

Apa yang kita lihat, tidak selalu sama dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hanya karena kita menganggap pohon itu sebagai tanaman biasa, tidak berarti pohon itu benar-benar biasa. Pohon memiliki banyak hal istimewa yang jarang diketahui oleh manusia.

Lebih tepatnya, kebanyakan manusia tidak pernah terlalu peduli dengan pepohonan dan kelangsungan hidup hewan lain di Bumi ini. Berikut beberapa fakta unik tentang pohon yang jarang diketahui!

Ada ribuan spesies pohon yang menghuni Bumi

Manusia terlihat berbeda satu sama lain. Jangankan kamu dengan orang lain, orang yang kembar saja banyak yang memiliki fisik yang berbeda. Hal itu justru berbanding terbalik dengan pohon.

Meski pohon itu beragam, tetapi sekilas semuanya terlihat sama. Hampir semua pohon memiliki batang berwarna coklat kehitaman, hampir semua pohon juga memiliki daun berwarna hijau. 

Paling-paling yang membedakan adalah bentuk daun dan ukuran pohonnya. Padahal meski serupa, tidak semua pohon itu sama. 

Kamu pasti sudah mengetahui hal ini, bukan? Pohon meski sekilas sama, namun nyatanya terdiri dari banyak sekali spesies. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 600 ribu spesies pohon yang menghuni Bumi kita.

Beberapa spesies dapat ditemukan dengan mudah, beberapa lainnya perlu perjalanan panjang untuk menemukannya. Beberapa pohon memiliki jumlah yang banyak, tapi lebih banyak lagi spesies pohon yang terancam keberadaannya.

Pohon juga memiliki kewarganegaraan 

Oke, fakta satu ini pasti terdengar aneh bahkan cenderung konyol, bukan? Bagaimana bisa sebuah pohon memiliki kewarganegaraan layaknya manusia? 

Well, tentu saja, kewarganegaraan yang dimiliki oleh pepohonan tidak akan sama dengan kewarganegaraan yang kamu bayangkan.

Kewarganegaraan disini maksudnya adalah, mayoritas pohon di dunia ini adalah pohon endemik yang hanya akan bisa kamu temukan di negara tertentu saja. 

Dari semua pohon yang ada di dunia, 58 persen adalah pohon endemik yang hanya bisa kamu temukan di negara tertentu.

Kerennya lagi, Indonesia masuk dalam daftar negara yang memiliki paling banyak pohon endemik setelah Brazil, dan Kolombia.

Meski merupakan hal yang membanggakan, namun kabar ini juga bisa berubah jadi kabar buruk. Karena sekali satu spesies pohon endemik punah di sebuah negara, maka pohon itu akan benar-benar punah dari Bumi kita.n

Usia pohon di Bumi sebenarnya masih tergolong muda

Manusia pada umumnya hanya hidup selama 60 hingga 70 tahun. Beberapa orang mungkin bisa mencapai umur 80 atau bahkan 100 tahun, namun itu bukanlah sesuatu yang umum terjadi. 

Berbeda dengan manusia, tanaman seperti pohon ternyata tidak memiliki batas usia tertentu. Ada pohon yang bisa hidup hingga ribuan tahun tanpa menunjukkan gejala menua seperti makhluk hidup lainnya.

Walaupun ada pohon yang berumur sangat panjang, usia tersebut masih dianggap muda jika dibandingkan dengan umur planet kita. 

Kamu perlu tahu bahwa bentuk Bumi yang kita huni saat ini sangat berbeda dari masa-masa awal kemunculannya. Di awal pembentukan Bumi, belum ada pohon yang tumbuh sama sekali.

Sebagai gantinya, permukaan Bumi dulunya dipenuhi oleh jamur besar dengan tinggi mencapai enam meter. Tumbuhan berkayu seperti pohon baru muncul sekitar 420 hingga 470 juta tahun yang lalu. 

Bahkan untuk menjadi seperti pohon-pohon saat ini, dibutuhkan waktu yang sangat panjang dalam proses evolusinya.

Pohon saling memberikan perlindungan

Walaupun termasuk makhluk hidup, banyak orang masih menganggap pohon sama seperti benda mati. Hal ini karena pohon tidak memiliki kemampuan untuk bergerak bebas seperti manusia atau hewan. 

Memang benar pohon tidak bisa berpindah tempat, tapi bukan berarti mereka tidak memiliki sistem perlindungan atau interaksi satu sama lain.

Pohon memiliki ukuran dan tinggi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan manusia. Yang mengejutkan, mereka punya cara tersendiri untuk saling menjaga. 

Ketika ada pohon yang diserang oleh hama, pohon tersebut akan melepaskan senyawa kimia ke udara sebagai bentuk peringatan bagi pohon lain di sekitarnya. 

Pohon-pohon yang menerima sinyal ini akan bersiap dengan menghasilkan zat tanin yang bersifat racun bagi hama.

Contohnya bisa dilihat pada pohon gaharu. Ketika diserang, pohon ini mengeluarkan zat cair berwarna gelap untuk menahan serangan hama dan serangga.

Tak hanya itu, beberapa pohon juga mampu memanggil burung pemakan ulat atau serangga lain melalui zat kimia yang mereka lepas ke udara. Dengan begitu, mereka bisa bertahan tanpa perlu bergerak dari tempatnya.

Pohon juga saling berbagi sumber daya

Selain melindungi satu sama lain, pohon juga punya kemampuan berbagi seperti halnya manusia. Meski tidak terlihat oleh mata, mereka kerap membagikan makanan dan air ke pohon lain yang berada di dekatnya, terutama ke pohon muda yang masih lemah.

Proses ini terjadi melalui simbiosis antara pohon dan sejenis jamur bernama mikoriza. Jamur ini tinggal di akar pohon dan akan menyerap sebagian hasil fotosintesis berupa makanan dari pohon tersebut. 

Sebagai gantinya, jamur ini membantu mendistribusikan air serta zat hara ke pohon-pohon lain di sekitar.

Biasanya, pohon-pohon besar yang sudah tumbuh lama akan menjadi "penyumbang" utama bagi pohon yang masih kecil. 

Semakin besar dan tua sebuah pohon, maka akan semakin besar pula kemampuannya dalam membantu pertumbuhan pohon-pohon muda di sekitarnya.

Manfaat Pohon bagi Manusia 

Kita semua sudah memahami bahwa tumbuhan, termasuk pohon, memiliki peran penting dalam kehidupan. Namun, tidak semua orang benar-benar menyadari bahwa peran pohon tidak sekadar penting, melainkan sangat krusial.

Fungsi pohon bukan hanya sebatas memperindah pemandangan sekitar atau membersihkan udara dari polusi. 

Lebih dari itu, hutan dan pepohonan yang ada di dalamnya memiliki peran besar dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia dari risiko musnahnya kehidupan. Ironisnya, kebanyakan orang baru akan menghargai sesuatu setelah hal itu hilang. 

Pola ini tidak hanya berlaku pada hubungan antarmanusia, tetapi juga terhadap berbagai hal penting lainnya—termasuk keberadaan hutan yang penuh dengan pohon-pohon penopang kehidupan.

Setiap hari, kita disuguhkan berita mengenai praktik penebangan pohon secara ilegal. Kebakaran hutan bahkan menjadi tragedi yang berulang setiap tahunnya di berbagai wilayah. 

Mirisnya, kejadian seperti itu tidak hanya menghanguskan ribuan pohon, tapi juga memusnahkan habitat dari berbagai makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya di sana.

Saat hutan terbakar, dibutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengembalikan keadaannya seperti semula. 

Padahal, manfaat pohon bagi manusia sangatlah besar dan tidak bisa tergantikan dalam waktu singkat. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa peran penting pohon dalam kehidupan kita.

Mengurangi risiko bencana alam

Indonesia kerap menghadapi bencana seperti banjir dan longsor, terutama ketika musim hujan tiba. 

Walaupun keduanya tergolong bencana alam, manusia juga turut berperan dalam memperburuk situasi tersebut. Salah satu pemicunya adalah berkurangnya jumlah pohon di daerah yang rawan bencana.

Akar pohon yang tertanam dalam tanah bukan hanya berfungsi sebagai penopang kehidupan pohon itu sendiri. Akar juga memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan tanah agar tidak mudah longsor dan merugikan penduduk sekitar. 

Selain itu, akar juga mampu menyerap air hujan yang turun dalam jumlah besar. Dengan banyaknya air yang diserap oleh akar pohon, maka genangan air bisa ditekan, bahkan potensi banjir pun bisa diminimalkan.

Penyedia udara bersih untuk seluruh makhluk hidup

Oksigen merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dan juga hewan agar tetap dapat bertahan hidup. Bahkan beberapa hewan yang hidup di laut sekalipun tetap perlu menghirup udara dari permukaan. 

Bisa dibayangkan bagaimana jadinya bila persediaan oksigen tiba-tiba menghilang dari planet ini. Tanpa oksigen, manusia dan hewan akan kesulitan bernapas, yang bisa menyebabkan kematian hanya dalam waktu singkat. 

Beruntung, selama masih ada pepohonan dan lautan yang terjaga, kebutuhan akan oksigen tidak akan menjadi masalah besar.

Tanaman hijau, terutama pohon, merupakan salah satu penghasil oksigen terbesar di Bumi setelah lautan. 

Melalui proses alami bernama fotosintesis, pohon menyerap karbon dioksida dari udara dan menghasilkan oksigen yang kemudian dilepaskan ke atmosfer. Keberadaan pohonlah yang memungkinkan kehidupan manusia tetap berlangsung di planet ini.

Membantu memperlambat peningkatan suhu global

Isu kenaikan suhu Bumi sering kali dianggap remeh, padahal ancaman ini sangat nyata dan perlu perhatian serius. Dampaknya bisa sangat merugikan bagi kehidupan manusia.

Naiknya suhu di planet ini akan menyebabkan mencairnya es yang ada di wilayah kutub, dan sebagai akibatnya, permukaan laut pun akan meningkat. 

Jika hal tersebut terus dibiarkan, tidak sedikit wilayah pesisir yang bisa mengalami genangan parah hingga benar-benar tenggelam. Namun, keberadaan pohon dapat memberikan solusi untuk masalah ini. 

Pepohonan mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer, layaknya spons yang menyerap cairan.

Walaupun saat ini jumlah pepohonan sudah menurun drastis akibat berbagai aktivitas manusia, masih ada waktu untuk memperbaiki kondisi ini. 

Caranya adalah dengan melakukan penanaman kembali di berbagai tempat. Sembari menunggu pohon-pohon itu tumbuh besar, sudah seharusnya kita berhenti menebang yang masih tersisa.

Membantu menyejukkan suhu udara

Taman menjadi salah satu ruang publik yang banyak dicari, khususnya oleh mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. 

Bagi penduduk desa, mungkin kebutuhan akan area terbuka hijau ini terasa asing. Namun pandangan itu akan berubah begitu seseorang tinggal di kota besar.

Kebanyakan wilayah kota di Indonesia memiliki suhu yang tinggi, kualitas udara yang buruk, dan terasa sesak. Minimnya ruang hijau memperparah kondisi ini. 

Keberadaan taman bukan hanya untuk bersantai atau rekreasi, tapi juga sangat berpengaruh dalam menurunkan suhu udara di sekitarnya.

Hal ini dikarenakan banyaknya pepohonan di ruang terbuka hijau. Tanaman tinggi tersebut memberikan perlindungan alami dari panas berlebih, sehingga menjadikan lingkungan sekitar terasa lebih nyaman.

Menjaga ketersediaan air bersih

Air adalah sumber kehidupan yang sangat penting. Tanpa air, mustahil bagi manusia untuk bertahan hidup dengan layak. Walaupun mayoritas wilayah Bumi terdiri dari perairan, sebagian besar merupakan lautan dengan kandungan garam tinggi. 

Air tawar yang bisa digunakan hanya mencakup sebagian kecil dari keseluruhan, yaitu sekitar 2,5 persen, dan sebagian besar masih berupa es.

Dengan kondisi cadangan air tawar yang terbatas ini, fungsi pohon menjadi sangat vital. Pohon dapat menyerap air dan menyimpannya di dalam tanah, mirip dengan fungsi spons. 

Saat musim kemarau tiba dan hujan tidak turun dalam waktu lama, cadangan tersebut akan dikeluarkan secara perlahan untuk menjaga kelembapan lingkungan.

Cadangan inilah yang membantu aliran sungai tetap mengalir meski curah hujan menurun. Sekarang bayangkan jika tidak ada lagi pepohonan. 

Air hujan akan langsung hilang tanpa bekas, dan ketika musim kering datang, masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Cara Melestarikan Pohon

Secara alami, pohon dapat tumbuh sendiri tanpa bantuan manusia. Bahkan, dalam beberapa keadaan, justru lebih baik jika pohon tumbuh jauh dari aktivitas manusia.

Akan tetapi, karena banyaknya pohon yang musnah akibat praktik penebangan yang tidak terkendali dan bencana kebakaran, manusia perlu mengambil peran untuk memastikan pohon-pohon tersebut tidak punah. 

Ada dua langkah penting yang bisa dilakukan, berikut penjelasannya:

Penanaman kembali hutan yang rusak

Istilah ini sudah sering kita dengar sejak duduk di bangku sekolah, namun sayangnya, tidak banyak yang benar-benar menerapkannya di kehidupan nyata. 

Penanaman kembali ini dilakukan pada wilayah hutan yang sudah kehilangan pepohonannya, baik karena penebangan yang tidak bertanggung jawab maupun akibat kebakaran. Tujuannya adalah mengembalikan kehijauan di area yang telah rusak. 

Meskipun proses ini memerlukan waktu yang cukup panjang, penanaman bibit-bibit baru dan perawatan secara berkala memberikan harapan bahwa suatu saat wilayah tersebut bisa kembali seperti semula—dipenuhi oleh pepohonan rindang yang sehat.

Menebang dan menanam secara bergiliran

Meski teknologi terus berkembang, manusia tetap sangat tergantung pada alam. 

Pohon menjadi salah satu sumber daya penting bagi kehidupan, termasuk dalam bentuk kayu yang sering digunakan untuk berbagai keperluan. Namun pengambilan kayu tidak boleh dilakukan sembarangan.

Setiap kali satu pohon ditebang, harus ada pohon baru yang ditanam di tempat yang sama agar keseimbangan alam tetap terjaga. Cara ini akan membuat kawasan hutan tetap hijau dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Perlu diingat, metode ini hanya efektif jika dilakukan secara konsisten dan tidak bisa diterapkan pada area yang sudah terlalu rusak atau kritis. 

Jika hutan sudah terlanjur kehilangan banyak pohon, maka diperlukan pendekatan yang berbeda untuk memulihkannya.

Sebagai penutup, menjaga kelestarian hutan adalah langkah nyata untuk terus merasakan manfaat pohon bagi manusia, baik hari ini maupun untuk generasi yang akan datang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index