JAKARTA - Program pemerintah untuk menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tetap diminati masyarakat.
Namun, meski pendaftaran terus meningkat, banyak calon debitur masih menunggu hingga rumah subsidi yang diajukan bisa dihuni.
Sejak Januari 2025, tercatat 292 ribu masyarakat telah mendaftar FLPP melalui aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep).
Dari jumlah tersebut, baru 213.630 unit rumah yang terealisasi dan siap ditempati. Hal ini berarti masih ada 78.622 calon debitur yang menunggu proses akad hingga rumahnya benar-benar siap huni.
Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyampaikan optimisme pihaknya. “Kita ada 78.622 ini picture data di kami sehingga optimisme tetap kita upayakan maksimalisasi pencapaian target 350 ribu sampai akhir tahun,” ujar Heru.
Proses Pemberkasan dan Akad Rumah
Sebagian calon debitur sebenarnya telah mendapatkan Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit (SP3K), namun rumah yang dipesan masih dalam proses pembangunan atau penyelesaian administratif. Baru setelah rumah siap stock, calon debitur dapat melakukan akad kredit.
Heru menambahkan, sebanyak 47.514 unit rumah subsidi masih dalam berbagai tahap sebelum terealisasi. Angka ini mencakup:
Rumah yang sedang dibangun
Rumah yang sudah terbangun tetapi belum akad
Rumah dengan putusan kredit sudah ada, namun akad belum dilakukan
Rumah yang akad kreditnya sudah dilakukan tetapi dana FLPP belum dicairkan
Fakta ini menunjukkan bahwa meski persyaratan administratif sudah terpenuhi, calon debitur tetap harus menunggu proses fisik dan administratif agar rumah siap dihuni.
Optimisme Target 350 Ribu Unit
Meskipun antrean cukup tinggi, BP Tapera yakin target FLPP 350 ribu unit dapat tercapai hingga akhir 2025. Heru menekankan bahwa masih ada ketersediaan tanah cukup luas untuk pembangunan rumah oleh para pengembang.
“Kita tetap fokus untuk mencapai target 350 ribu hingga 31 Desember 2025. Optimisme di mana yang didapatkan? Dari ini, dari capture data yang kita punya ya metadata yang kita punya bahwa masih ada 790.653 kavling yang dipunya pengembang,” jelas Heru.
Dengan kuota tanah yang masih tersedia, proses pembangunan dan distribusi rumah subsidi dapat berjalan lebih cepat, sehingga antrean calon debitur yang masih menunggu bisa segera terselesaikan.
Fakta Lapangan: Proses Realisasi Rumah Subsidi
Meski pendaftaran berjalan lancar, realisasi rumah subsidi membutuhkan waktu lebih lama karena beberapa faktor:
Pembangunan fisik rumah yang memerlukan waktu sesuai standar kualitas
Proses kredit dan akad yang harus dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur
Penyelesaian pencairan dana FLPP setelah akad kredit selesai
Hal ini menjadi tantangan utama agar setiap calon debitur dapat menempati rumah subsidi tepat waktu. Dengan manajemen yang baik, BP Tapera optimistis dapat meminimalkan keterlambatan.
Peran Sistem Digital SiKasep
Sistem digital SiKasep membantu calon debitur mendaftar dan memantau status rumah subsidi mereka. Dengan platform ini, calon debitur dapat mengetahui tahap rumah mereka, mulai dari pendaftaran, verifikasi dokumen, persetujuan kredit, hingga kesiapan rumah untuk dihuni.
Menurut Heru, pemanfaatan sistem digital juga memungkinkan BP Tapera melakukan monitoring lebih akurat terhadap jumlah calon debitur yang masih menunggu. Informasi ini sangat membantu dalam memperkirakan jadwal realisasi rumah dan memastikan target 350 ribu unit dapat tercapai.
Sinergi Pemerintah dan Pengembang
Keberhasilan program FLPP sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, pengembang, dan perbankan. Dengan adanya 790.653 kavling tanah dari pengembang, pemerintah dapat memastikan pembangunan rumah subsidi tetap berjalan meski antrean masih tinggi.
Sinergi ini menjadi kunci keberhasilan program. BP Tapera berperan sebagai pengawas dan fasilitator, pengembang fokus pada pembangunan rumah, dan perbankan menyalurkan pembiayaan sesuai ketentuan FLPP.
Harapan Masyarakat MBR
Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, rumah subsidi bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga bentuk keamanan finansial jangka panjang. FLPP memungkinkan mereka memiliki rumah dengan harga terjangkau sehingga beban hidup menjadi lebih ringan.
Meski masih menunggu proses akad dan pembangunan, calon debitur tetap optimistis bahwa rumah impian mereka akan segera terealisasi. Kemudahan akses melalui sistem digital dan dukungan pemerintah menjadi faktor penting yang membantu masyarakat mengurangi ketidakpastian dan mempercepat proses.
Program FLPP dan Dampak Sosial
Program FLPP tidak hanya membantu masyarakat memiliki rumah, tetapi juga mendukung stabilitas sosial dan ekonomi. Rumah yang layak huni menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya program ini, masyarakat dapat berinvestasi jangka panjang, mengurangi risiko hunian tidak layak, dan meningkatkan kualitas hidup. Dukungan pemerintah melalui BP Tapera memastikan semua pihak terlibat secara sinergis, mulai dari perencanaan hingga realisasi.
Optimisme Meski Antrean Tinggi
Program FLPP menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap rumah subsidi. Meskipun 78.622 calon debitur masih menunggu akad, pemerintah dan BP Tapera tetap optimistis target 350 ribu unit dapat tercapai hingga akhir tahun 2025.
Ketersediaan tanah yang cukup, sinergi dengan pengembang, dan pemanfaatan sistem digital SiKasep menjadi kunci keberhasilan distribusi rumah subsidi. Program ini tidak hanya menyediakan hunian layak bagi MBR, tetapi juga memperkuat stabilitas sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.